Perbedaan utama antara VM dan Docker, terletak pada 

Docker tidak menggunakan Hypervisor dan Guest OS,

artinya ukuran image file jadi jauh lebih kecil

Docker container, yang berisi aplikasi yang kita buat serta dependensi terhadap aplikasi lain (infrastruktur), dapat saling berkomunikasi

ada masih banyak perbedaan lain yang menarik

Sandbox sangat penting pada pengembangan aplikasi,

bagi developer, maupun bagi sysadmin

Developer

Menjamin aplikasinya dapat berjalan tanpa ada gangguan atas perubahan lingkungan host

Sysadmin

Menjamin host server yang dikelola tidak terganggu dan dapat melakukan update tanpa takut mengganggu aplikasi

Versi terakhir lolos tes, siap untuk production, 

masuk ke Docker!

Diharapkan dapat langsung berjalan pada server production, meskipun ada perbedaan environment

Begitu pula dengan developer serta tester, dapat langsung berfokus mengerjakan tugasnya tanpa harus memikirkan proses instalasi program lain yang dibutuhkan

Dengan adanya Docker, tiap produk dapat dikemas dengan lebih mudah, bahkan bisa dikustomisasi untuk tiap klien, atau jika tidak perlu kustomisasi, maka source aplikasi dapat diletakkan di host server, lalu dibuat link dengan cara mount ke container

Belum lagi kekhawatiran, untuk migrasi atau pindah host server, dengan dibuat dalam bentuk image, akan lebih mudah untuk pemindahan, hal ini juga yang menyebabkan Docker menjadi teknologi yang mengguncang dunia cloud

Contoh implementasi arsitektur

Docker dapat berisi aplikasi + infrastrukturnya, 

bisa juga diisi database,  antar docker dapat berkomunikasi,

Selain itu, bila masuk ke dalam docker, apabila metode penjualan berubah, dapat dideploy di server klien tanpa takut perbedaan environment akan mengganggu kinerja aplikasi

Salah satu keuntungan lain yang mungkin dapat diperhitungkan adalah, pengamanan kode aplikasi (?), misalnya aplikasi web, yang tidak dibutuhkan compiler

Hal lain adalah, proses instalasi aplikasi lain yang dibutuhkan sudah dibundel sehingga tidak merepotkan pengguna